Hijaukan Negeri, Sambutan Hangat Anak Pulau untuk Pramono Anung
Pada Jumat pagi yang berangin lembut, Pulau Kelapa yang terletak di Kepulauan Seribu dipenuhi keceriaan tak biasa. Pramono Anung, sosok yang selama ini dikenal kerap tampil di ranah pemerintahan pusat, merapat untuk pertama kalinya ke pulau tersebut. Kedatangannya tidak didampingi protokol rumit, tetapi justru diiringi tawa dan nyanyian anak-anak yang menyemarakkan dermaga. Sebuah sambutan yang menunjukkan bahwa masyarakat menyambut inisiatif hijau dengan penuh antusias.
Pramono datang bukan untuk sekadar kunjungan seremonial; ia mencoba menjadi bagian dari solusi atas degradasi lingkungan pesisir. Dengan mengenakan pakaian santai dan sepatu karet, ia turun langsung menanam bibit-bibit mangrove bersama para warga dan pelajar lokal. Langkah ini tidak hanya simbolis, tetapi juga merupakan bentuk keterlibatan nyata dalam rehabilitasi ekosistem pesisir yang kini semakin rentan akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Yang menarik dari kegiatan ini bukan hanya aksi menanam pohon, melainkan interaksi emosional yang tercipta antara seorang tokoh nasional dan komunitas lokal yang selama ini mungkin merasa terlupakan. Anak-anak Pulau Kelapa tidak hanya hadir sebagai penonton, tapi diberi ruang menjadi bagian penting dalam gerakan penghijauan ini. Momen seperti ini menjadi jembatan antara kebijakan pusat dan kenyataan di akar rumput yang sering kali terputus koneksinya.
Dari sudut pandang saya, inisiatif ini perlu lebih dari sekadar satu kali kunjungan. Keterlibatan jangka panjang serta pemberdayaan masyarakat lokal patut menjadi komitmen nyata pemerintah. Menanam pohon mangrove penting, tapi lebih penting lagi menjamin keberlanjutan dari pohon-pohon tersebut: siapa yang merawatnya, bagaimana edukasi lingkungannya diberikan, serta bagaimana masyarakat lokal memperoleh manfaat ekonomi dari ekosistem yang terjaga.
Penanaman mangrove di Pulau Kelapa menjadi simbol yang kuat akan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Ketika seorang pejabat memilih menginjak lumpur bersama warga, tersimpan pesan bahwa perubahan besar dimulai dari aksi kecil dengan niat tulus. Semoga kehangatan yang tercipta di antara anak-anak pulau dan pemimpin mereka bisa terus bertumbuh, seperti mangrove yang hari itu mereka tanam bersama.
Beranda
Whatsapp
Daftar
Promosi
Livechat